Selasa, 08 September 2015

Asma, Pahami ,Teliti, Dan Coba Obati

Diposting oleh Unknown di 07.58


Asma, Pahami ,Teliti, Dan Hati-Hati
Asma adalah penyakit yang sering didengar dalam kehidupan sehari-hari.dari anak-anak hingga orang dewasa tidak luput dari penyakit yang satu ini.dikarenakan penyakit ini banyak hal-hal yang sepele yang menyenangkan menjadi tidak dapat dilakukan seperti berlari, berolahraga ,dan lain-lain padahal itu semua adalah hal pokok dalam kehidupan. Apakah asma itu sebenarnya hingga menjadi masalah kesehatan yang dapat merenggut  kebahagiaan?.Sampai saat ini tidak dapat diprediksi  siapa sajakah yang berpotensi mengidap penyakit asma dan janganlah mengabaikan asma karena mengabaikan asma sama saja menempatkan diri dalam hal yang beresiko yang sebenarnya dapat kita hindari.
Ditilik dari asal katanya asma adalah“sukar bernafas” dalam bahasa yunani, jadi asma adalah keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan dalam bernafas yaitu dengan gejala-gejala seperti sesak nafas, batuk, dan mengi. Asma mengganggu aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru yang didalamnya otot-otot yang melingkar pada saluran nafas  menjadi sempit, terjadi pembengkakan jaringan yang berada pada sekitar selaput lendir saluran nafas  serta adanya peningkatan jumlah lendir atau dahak pada saluran nafas(Sundaru, 1995). Untuk gejala-gejala asma itu sendiri akan memburuk pada malam hari. Dapat dibayangkan jika seseorang sukar dalam bernafas ,pastilah hidup seseorang menjadi tidak sebahagia orang lain karena semua kegiatan atau aktivitas dimulai dengan menghirup nafas.
Terdapat beberapa hal yang  yang memprakarsai penyebab penyakit asma antara lain adalah kepekaan yang berlebih yang merupakan pembeda antara orang normal dengan pengidap asma yaitu pada pederita asma sifat kepekaan yang berlebih yang pada orang normal tidak berefek namun pada penderita tersebut menjadi hal yang sensitif  dan dapat memacu serangan seperti asap rokok dan tekanan jiwa . Oleh karena itu penderita asma memang harus ekstra hati-hati dalam beraktivitas karena kesensitifan dalam saluran nafasnya. Permasalahan kedua datang dari  peran keturunan dan lingkungan yang kurang dari seperempat penderita asma keluarga dekatnya juga menderita asma walaupun ada juga asma yang tidak aktif lagi sementara penyakit alergi lain ditemukan pada seperempatnya lagi. Dari uraian di tersebut jelas menjelaskan bahwa terdapat keterkaitan antara asma, alergi, dan keturunan, namun hubungan antara asma dan alergi belum dapat tergambar dengan jelas karena terkadang ditemui kasus pada keluaraga dekat penderita asma tidak ada yang terkena penyakit asma namun jika ditilik lebih jauh lagi terdapat keluarga seperti kakek, nenek, maupun paman penderita yang mengidap asma .Begitu pula pada kasus  anak kembar indentik yang jika salah satu menderita asma tidak pasti bahwa anak yang satunya juga menderita hal yang sama, walaupun seandainya kedua-duanya merupakan penderita asma pasti terdapat perbedaan dalam hal parah atau tidaknya penyakit tersebut antar satu kembar dengan kembar yang satunya meski keduanya kembar identik. Dari kedua contoh dapat diketahui bahwa memang selain karena keturunan, lingkunanpun dapat menjadi penyebab asma (Sundaru, 1995). Jadi asma dapat dikatakan adalah penyakit yang cukup sulit untuk dipahami dan asma bukan penyakit yang dapat  disepelekan tapi untuk diperhatikan dengan seksama.

 
Penyakit asma adalah penyakit yang unik karena terkenal akan sifat-sifat individualitas dan variabilitasnya artinya antara satu orang dengan orang lain terdapat perbedaan dalam berbagai aspek. Hal ini dapat dilihat secara etimologi bahwa asma dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu asma bronkial tipe non atropi(intrinsik), asma bronkial tipe atropi(ekstrinsik), dan asma bronkial campuran. Pada asma bronkial tipe non atropi keluhan yang dialami penderita tidak ada hubungan dengan paparan terhadap alergen dengan sifat antara lain serangan asma muncul setelah dewasa, dalam anggota keluarga tidak ada riwayat penderita asma, terdapat infeksi  yang sering menyebabkan serangan, terdapat hubungan antara asma dengan aktivitas fisik, peran rangsangan psikis ikut andil dalam serangan reaksi asma dan penderita asma sangat peka terhadap pergantian cuaca dan lingkungan yang tidak spesifik. Jenis asma yang kedua adalah asma bronkial tipe atropi yaitu asma yang mempunyai hubungan dengan paparan terhadap lingkungan yang spesifik yang dapat ditimbulkan dengan pengujian tarhadap kulit atau dengan provokasi bronkial. Sifat-sifat dari jenis asma ini yaitu penyakit ini timbul sejak kanak-kanak, terdapat riwayat asma pada keluarga penderita asma, sewaktu bayi pada penderita terdapat eksim, sering mengalami rhinitis, penyebabnya di satu negara dengan negara yang lain berbeda contohnya di inggris jenis asma ini terjadi karena house dust mite sedangkan  di USA disebabkan oleh tepungsari dari bunga rumput.selanjutnya ada asma bronkial campuran yang keluhannya diperparah oleh faktor intrinsik dan factor ekstrinsik (Muhammad Amin, WBM Saleh Taib, 1989). Jadi dalam penyakit asma pun juga terdapat penggolongan seperti halnya penyakit-penyakit lain.
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah serangan asma agar serangan tersebut tidak kambuh lagi, salah satunya dengan menghindari dan menghilangkan faktor yang dapat memicu terjadinya serangan asma. Antara satu orang dengan yang lain faktor pemicunya dapat berbeda-beda dan tidak gampang pula mengidentifikasi faktor tersebut untuk itu kerjasama antara penderita dan dokter sangat dibutuhkan guna  mempermudah dalam mengidentifikasi atau menemukan faktor tersebut. Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu kambuhnya asma seseorang antara lain alergen, infeksi, kegatan jasmani, lingkungan kerja dan juga tekanan jiwa. Yang pertama adalah alergen yang merupakan faktor pemicu yang umumnya paling sering ditemukan pada penderita., alergen terdiri dari debu rumah, tungau debu rumah, spora jamur, serta serpih kulit kucing dan anjing. Dari beberapa alergen tersebut yang paling umum adalah tungau debu rumah yang sering dijumpai pada tempat tidur pada malam hari yang memakan serpihan kulit manusia yang mengalami pengelupasan ketika tidur pada malam hari namun sebenarnya hal yang paling buruk dari tungau adalah kotoran, air seni dan potongan-potongan tubuhnya yang telah mati berupa partikel sangat mudah terbawa angin dan terhirup oleh manusia. Reaksi alergi terhadap debu tungau ini membutuhkan waktu beberapa menit hingga delapan jam setelah terpapar partikel tungau dengan lama serangan kira-kira hanya setengah jam saja. Faktor pemicu yang kedua adalah adanya infeksi saluran nafas yang ditimbulkan oleh bermacam-macam virus salah satu diantaranya virus influenza yang pada orang normal hanya berakibat terjadinya batuk, pilek, dan demam namun lain hal yang terjadi pada penderita asma dapat diikuti pula dengan serangan asma yang memerlukan waktu cukup lama untuk sembuh. Faktor yang ketiga adalah tekanan jiwa yang dapat memperberat serangan asma dan harus segera diobati dengan berusaha membuat penderita selalu dalam keadaan nyaman agar dalam fikirannya tidak ada rasa tegang. Faktor yang keempat adalah olahraga yang cukup berat seperti berlari dan bersepeda yang serangannya dapat timbul 10-60 menit setelah berolahraga, Olahraga yang aman untuk penderita asma adalah lari dengan intensitas 1-2 menit yang diawali dengan pemanasan. Faktor pemicu yang kelima adalah obat-obatan yang mengandung beta blocker yang terdapat pada obat untuk jantung koroner, darah tinggi, dan tetes mata. Obat yang mengandung aspirin dan antirematik juga dapat memicu serangan asma. Faktor selanjutnya adalah udara yang mengandung polusi seperti hasil samping dalam pengolahan produk pabrik seperti sulfur dioksida dan juga polusi yang berasal dari rumah tangga seperti asap rokok, obat nyamuk semprot, dan hairspray yang biasanya digunakan dalam usaha salon kecantikan. Lingkungan kerja pun tidak luput sebagai faktor pencetus karena ditempat kerja terdapat zat-zat seperti bulu binatang, debu kopi dan teh, debu kapas, toluene diisosianat, amoniak, debu gandum, dan lain-lain yang terdapat pada tempat kerja yang berbeda-beda (Sundaru, 1995). Karena banyaknya hal yang dapat memicu terjadinya asma yang dapat kita lakukan adalah mencegahnya dengan cara-cara yang sederhana seperti membersihkan rumah terutama kamar tidur secara teratur agar tidak menjadi pusat debu dan sarang tungau, penderita asma sebaiknya menjauh dari penderita flu, selalu berusaha agar jiwa dan fikiran dalam keadaan tidak tegang dan santai, berolahraga sewajarnya saja selayaknya penderita asma agar selain untuk menghindari kambuhnya asma juga untuk menjaga kebugaran tubuh, jika tidak dalam keadaan yang sangat terpaksa jangan mengonsumsi obat terutama obat-obatan yang mengandung zat pemicu serangan asma, memakai masker jika keluar rumah untuk menghindari polusi udara, berhenti merokok serta jauhi perokok aktif, dan memilih lingkungan kerja yang memang cocok untuk penderita asma.
Penderita asma tidak tahu kapan akan terserang asma karena asma bisa saja datang secara tiba-tiba karena adanya faktor pemicu, namun penderita dapat melakukan beberapa hal saat terjadi serangan asma antara lain menggunakan reliever atau obat pelega asma sesuai dengan dosis, mencoba untuk selalu tenang saat terjadi serangan dengan mengatur atau memperlambat ritme pernafasan agar tidak banyak kehilangan tenaga, duduk tegap dengan tangan diatas lutut untuk mengurangi kelelahan, tunggu 5-10 menit, jika serangan sudah berakhir dapat melanjutkan rutinitas. Namun apabila penggunaan reliever tidak menimbulkan efek lega segera hubungi dokter atau mungkin ambulans dengan masih tetap menggunkan reliever secara konstan tiap beberapa menit hingga bantuan datang (Price, 2005). Dengan adanya cara-cara tersebut diharapkan penderita bisa tetap tenang dan bisa mengurus dirinya secara mandiri tidak selalu bergantung pada orang lain untuk berjaga-jaga kalau saat serangan asma terjadi penderita dalam keadaan sendiri di tempat tertentu.
Dewasa ini terapi alternatif menjamur dikalangan masyarakat tak terkecuali masyarakat Indonesia dengan alasan bahwa terapi alternatif tidak seperti pengobatan modern atau konvensional yang jika salah satu bagian diobati akan menyebabkan bagian lain malah terganggu atau disebut efek samping. Teknik buteyko, yoga, homeopati, dan akupuntur adalah beberapa terapi alternatif yang saat ini banyak dipilih. Teknik buteyko adalah terapi untuk meningkatkan kesehatan dengan cara latihan mengendalikan keseimbangan kadar oksigen dan karbondiksida yang dihembuskan ke udara. Yoga adalah pranayama posisi tubuh serta terdapat teknik pernafasan yang bertujuan guna meningkatkan kebugaran dan kenyamanan sekaligus dapat bermanfaat pula bagi penderita asma karena serangan asma frekuensinya lebih jarang setelah melakukan rutinitas yoga serta toleransi-toleransi tubuh terhadap faktor pemicu asma semakin tinggi. Selanjutnya terapi akupuntur yang diadopsi dari teknik cina yang bertujuan mencapai keseimbangan energi alami dengan cara menusukkan jarum pada titik-titik tertentu pada tubuh penderita asma yang dapat membantu penderita asma dalam jangka pendek. Terapi selanjutnya adalah homeopati, meskipun banyak penelitian yang menunjukkan bahwa homeopati bermanfaat bagi penderita asma namun asma yang dapat diatasi adalah pada asma yang telah diketahui faktor pemicunya dan yang lebih parah lagi faktor pemicu biasanya lebih dari satu (Price, 2005). Beberapa terapi tersebut memang dapat membantu namun belum cukup maksimal dalam pengobatan asma itu sendiri.
Asma adalah penyempitan saluran nafas disebabkan oleh kepekaan yang berlebih dan keturunan serta lingkungan. Serangan asma dapat dipicu oleh beberapa faktor seperti alergen, infeksi saluran nafas, tekanan jiwa, olahraga, obat-obatan, polusi udara dan lingkungan kerja. Asma sendiri dibedakan dalam 3 jenis berdasarkan paparan terhadap alergen, serangan asma dapat dihindari dengan melakukan hal-hal seperti menjaga kebersihan lingkungan dari debu, olahraga yang tidak berlebihan, menghindari stress, dan sebisa mungkin tidak mengkonsumsi obat-obatan yang dapat memicu serangan asma. Dalam pengobatan asma telah dikenal beberapa terapi alternatif yang efektif namun terapi-terapi tersebut belum sepenuhnya direkomendasikan karena klaim yang berkaitan dengan keefektifannya belum disertai dengan uji dan bukti klinis yang dirancang dengan baik dan diterapkan pada banyak orang tidak seperti obat-obat asma yang harus melewati prosedur yang ketat sebelum bisa di anjurkan secara luas, dengan kata lain walaupun sudah banyak bermunculan teapi-terapi alternatif, terapi tidak boleh digunakan sebagai pelengkap dan tidak boleh menggantikan obat asma konvensinal. Asma memang berbahaya dan banyak aktivitas yang dapat terganggu karenanya tapi ingat bahwa penderita asma masih dapat berfikir kritis dan korektif dalam menempatkan dirinya dalam berbagai aktivitas seperti orang normal agar tidak terjadi serangan asma dan harus pula membuktikan bahwa penderita asma bukanlah orang yang lemah tapi orang spesial yang punya tantangan besar dibanding orang normal untuk mengatur hidup.





Daftar Pustaka:

Muhammad Amin, WBM Saleh Taib, H. A. (1989). Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga University Press.
Price, E. B. dan D. (2005). simple guides :Asma. (R. A. dan A. Safitri, Ed.) (p. 132). jakarta: Erlangga.
Sundaru, H. (1995). Asma, Apa dan Bagaimana Pengobatannya? (3rd ed., p. 179). jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

 





1 komentar:

 

Aullia Niken Wulandari Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea