Seorang
perawat itu dapat dikatakan sebagai orang yang sangat dekat dengan pasien
ketika seorang pasien sedang mengalami sakit fisik dan harus mendapat rawat
inap.Bagaimana tidak setiap lima kali tiga menit dalam sehari perawat akan
menemui pasien untuk melihat kondisi pasien, menayakan keluhan, ataupun memberi
suntikan.Hal itu memang penting dan wajib dilakukan namun ada hal yang
terlupakan dalam merawat pasien, yaitu tentang memperhatikan kebersihan
lingkungan kamar dimana pasien dirawat.
Mulanya
seorang pasien datang dengan keluhan sakit pada kepala, mual, merasa demam yang
begitu hebat, dan panas pada tubuh. Lalu dokter mendiagnosa pasien tersebut
terkena demam berdarah setelah uji labolatorium, sudah barang tentu si pasien
akan mendapat rawat inap di rumah sakit untuk meningkatkan jumlah trombosit
yang telah berkurang drastis. Pasien akan ditempatkan di kamar perawatan. Pada
hari pertama dalam keadaan kamar yang masih bersih, meja kursi masih tertata
rapi, sprei masih nyaman, kaca-kaca jendela yang tampak bening, kamar
mandi wangi, dan nyaman digunakan membuat
pasien merasa agak membaik karena merasa bahwa banyak orang yang perhatian
padanya baik itu pihak rumah sakit maupun keluarga. Memasuki hari kedua kamar
terlihat agak kotor tapi ada petugas kebersihan yang datang sekedar menyapu dan mengepel lantai kamar
serta kamar mandi, lalu hari-hari berikutnya meja kamar akan dipenuhi dengan
obat-obatan, makanan, buah-buahan, serta barang lain dari pasien itu sendiri
maupun keluarga yang menuggui. Pemandangan ini pastilah mengganggu mata, fikiran,
dan dapat pula menganggu psikologi pasien. Nah disinilah kejelian seorang
perawat sangat dibutuhkan.
Banyak
kasus seperti ini terjadi baik dirumah sakit pemerintah maupun swasta yang harus
menjadi perhatian kita sebagai seorang calon perawat untuk dapat memulai dan
mengubah profesi perawat yang tidak hanya sekedar merawat pasien tapi juga
merawat hal lain yang memiliki hubungan penting dengan hal yang dapat membuat
pasien nyaman yakni merawat lingkungan sekitar pasien .Kita harus peka dalam
menghadapi hal seperti ini karena tujuan kita dalam merawat tentunya untuk
menjadikan pasien merasa ada yang mengurusi semua tentang apa yang
dibutuhkan dan segera sehat. Tapi jika
lingkungan sekitar saja kotor dan mengusik fikiran si pasien, bagaimana bisa
sembuh ? untuk sekedar minum obat saja mungkin pasien tak mau karena melihat
situasi kamar yang kotor apalagi untuk makan nasi? bukankah sikap caring yang diajarkan pada kita untuk peduli dalam
arti peduli pada hal-hal kecil pula?.
Memang
sangat sulit mengubah kebiasaan perawat yang tidak peka pada lingkungan sekitar
pasien, karena mungkin mereka belum sadar bahwa lingkungan yang bersih dan
nyaman merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam merawat pasien , atau
karena memang beberapa perawat belum bisa bekerja secara profesional. Tapi kita
pasti bisa merubah itu semua dengan memulai memperhatikan kebersihan lingkungan
kamar kita. Coba bayangkan saat kita belajar di kamar yang bersih,rapi, dan
nyaman pasti materi-materi pelajaran akan mudah kita terima dibanding saat kita
berada pada kamar kotor,berantakan, dan bau. Langkah selanjunya adalah dengan
mengajak berperilaku bersih pada orang terdekat kita seperti keluarga dan teman.
Contohnya dilingkungan keluarga kita buat agar semua anggota keluarga sadar
akan kebersihan ,ya pertama-tama jika sulit membiasakan pola hidup bersih kitalah
yang harus mengalah, tidak apalah kita yang melakukan semua pekerjaan rumah,
ingat jangan takut menjadi pembantu. Setelah
itu kita bawa kebiasaan itu ke lingkungan teman-teman terdekat, jangan langsung
ke lingkungan teman dalam lingkup luas karena bisa menyebabkan menyebabkan kita
akan dipandang sok pintar.
Inilah
hal yang paling sulit untuk kita nantinya,yaitu membuat perubahan di rumah
sakit kelak kita bekerja nanti.kita harus bisa melakukan pendekatan yang intim
dengan rekan kerja dan keluarga pasien. Untuk rekan kerja kita harus bisa
menjelaskan hal penting tersebut tanpa membuat mereka merasa digurui, yaitu
pada tempat dan waktu yang tepat misalnya saat sedang makan di kantin kita
sambil agak bercanda pelan-pelan mengajak teman kita untuk jadi perawat yang
memperhatikan kebersihan. Jangan sekali-kali kita mengajari teman didepan
pasien karena hal itu akan membuat teman kita merasa malu dan
remeh.
Perawat
harus bisa melihat pasien secara keseluruhan karena kita adalah alat dan
fasilitator dalam proses penyembuhan jadi perawat juga wajib melakukan edukasi
agar keluarga pasien pun bisa melakukan perawatan. Jika sudah memberikan
edukasi diharapkan untuk selanjutnya keluarga bisa bekerja sama dengan perawat
agar pasien bisa segera sembuh Selanjutnya saat kita menghadapi keluarga pasien
yang kurang memperhatikan kamar pasien, kita jangan langsung memerintah atau menyuruh
mereka karena kita tak tahu apa yang keluarga pasien pikirkan sehingga tak
sempat memperhatikan pasien, mungkin saja keluarga sedang sibuk memikirkan hal lain
seperti biaya rumah sakit. Nah lagi-lagi kejelian dan kepekaan kita sebagai
perawat sangat dibutuhkan dalam kondisi seperti ini . Pertama kita pelan-pelan bicara pada mereka cara untuk membuat pasien
merasa nyaman salah satunya dengan memantau kebersihan kamar. Jika hal itu tak
ditanggapi keluarga karena mungkin memang sedang berat persoalan yang mereka
fikir kitalah yang harus maju dan mengambil alih kontrol kebersihan kamar
dengan dengan tangan kita sendiri ,tidak apa kita seperti pembantu karena itu
merupakan bentuk sikap peduli, pengabdian, dan keikhklasan seorang perawat. Ini
memang seperti pekerjaan seorang pembantu tetapi kita tak boleh hanya
mengandalkan petugas kebersihan yang hanya menyapu dan mengepel satu kali dalam
sehari yang mungkin juga tidak terlalu memberi perhatian tentang kelayakan
alat-alat keersihan.
Dalam
keadaan ruangan yang bersih, rapi, dan sehat pasien akan merasa nyaman sebab
bila mental sudah nyaman dirumah sakit, akan mudah menyembuhkan gangguan
kesehatan yang diderita pasien.Kita pasti bisa menjadi perawat yang caring pula terhadap kamar pasien, karena kebersihan
kamar bukanlah suatu pilihan seorang perawat namun adalah suatu kewajiban dan
tanggung jawab dalam proses penyembuhan pasien.
Mulai sekarang jangan berfikir tentang
apa yang keluarga pasien dapat lakukan untuk si pasien namun bertindaklah apa
saja yang bisa kita lakukan untuk pasien kesembuhan pasien.
0 komentar:
Posting Komentar