Senin, 09 November 2015

Kenali Faktor Prevalensi dan Cegah Bronkitis

Diposting oleh Unknown di 19.34

A.  Bronkitis dan Faktor Prevalensi

            Bronkitis adalah peradangan saluran napas bagian bawah yaitu pada bagian bronkus. Dalam perkembangannya bronkitis dapat disebabkan oleh faktor internal yang berasal dari dalam diri individu dan faktor eksternal dari luar inividu. Faktor internal antara lain berasal dari oksidan endogen, usia, jenis kelamin, Indeks Massa Tubuh di bawah normal, riwayat alergi, dan riwayat penyakit TBC. Sedangkan faktor eksternal dapat berasal dari polusi udara, pestisida, penempatan kandang ternak di dekat rumah, status ekonomi dan tembakau. Berikut adalah pembahasan mengenai pengaruh faktor-faktor tersebut.
                       
1.      Faktor internal
a.       Oksidan Endogen


                         Menurut Danusantoso faktor  internal berasal dari  spesies oksigen reaktif (ROS) seperti anion superoksid, hidroksil, dan nitrogenoksida sintase yang merupakan sumber utama penghasil oksidan endogen. Keberadaan oksidan ini dalam tubuh sebenarya bersifat dinamis karena efek protektif dari antioksidan, namun dalam keadaan dominan oksidan dapat bersifat sangat reaktif karena mengambil elektron dari sumber lain dalam tubuh. Sumber utama oksidan ini berasal dari proses metabolisme aerob dan fagositosis dikarenakan pada proses ini oksigen yang dip roses menghasilkan hasil samping yaitu ROS itu sendiri. Zat oksidan ini akan menempel pada mukosa trakea hingga bronkus akibatnya akan terjadi inflamasi yang memunculkan ROS sekunder dan akhirnya akan menumpuk menjadi peradangan serius yang disebut bronkitis (1).


b.      Usia
                 Faktor yang selanjutya adalah usia (2)(3). Menurut Ferre et al tahun 2012 usia yang semakin bertambah akan menyebabkan perbedaan tuntutan pekerjaan yang berbeda seperti banyaknya tingkat paparan polutan yang akan menumpuk dan akan terakumulasi menjadi pemicu gejala bronkitis.
c.       Jenis kelamin
     Menurut Ferre et al (2012) jenis kelamin individu akan memengaruhi prevalensi gejala bronkitis dikarenakan wanita lebih sensitif daripada pria dalam menyikapi adanya gejala bronkitis seperti wanita akan mencari nasehat medis mengenai gejala bronkitis yang dialami dan melakukan upaya bagaiman melakukan pencegahan bronkitis (3). Jadi dalam hai ini wanita lebih perhatian mengenai apa yang terjadi dan apa yang akan terjadi pada dirinya.
d.      Indeks Massa Tubuh

     Indeks Massa Tubuh Yang rendah menyebabkan akan meningkatkan resiko bronkitis karena individu hanya cukup untuk mempunyai energi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi saja tidak termasuk untuk mekanisme pencegahan infeksi. Riwayat alergi dan riwayat TBC memberikan resiko lebih kepada keturunannya karena penurunan penyakit dapat melalui pola hidup (2).

e.       Riwayat penyakit pernafasan
     Riwayat alergi dan riwayat TBC memberikan resiko lebih kepada keturunannya karena penurunan penyakit dapat melalui pola hidup (2). Biasanya dalam satu keluarga mempunyai kebiasaan yang sama dalam hal pemenuhan kebutuhan nutrisi atau makan dan kebutuhan akan keamanan.


2.      Faktor eksternal
a.       Status ekonomi
ü  Pendapatan


            Individu yang berpendapatan tinggi mempunyai jenis pekerjaan yang kurang membutuhkan kerja fisik, namun pekerja berat membutuhkan tuntutan fisik yang lebih besar sehingga meningkatkan ROS dalam tubuh.


ü  Jenis pekerjaan
 
            Jenis pekerjaan tertentu akan mempunyai tingkat paparan polutan yang berbeda sehingga akan mengakibatkan akumulasi polutan yang lebih lanjut menyebabkan munculnya gejala bronkitis.

ü  Pendidikan


             Individu yang berpendidikan tinggi akan mengetahui tentang gejala bronkitis akan segera melakukan pemeriksaan jika terdapat keabnormalan dalam saluran pernapasan dan akan menghindari hal-hal yang deketaui dapat menyebabkan bronkitis.


b.      Polusi udara

            Polusi udara baik polusi yang berasal dari dalam ruang maupun luar ruang dapat memicu terjadinya gejala bronkitis. 


ü  Polusi Ruang
            Polusi ruang bisa berasal dari asap hasil pembakaran kayu, kotoran hewan kering, dan sisa sayuran yang digunakan untuk memasak dalam kehiupan sehari-hari oleh wanita di Negara berkembang. kayu bakar adalah bahan bakar yang sering digunakan padahal dalam pembakarannya menghasilkan asap yang memenuhi ruangan dan jika selama kurang lebih 20 tahun dalam setiap harinya selalu terpapar asap ini akan menimbulkan resiko tinggi terkena bronkitis (4).
ü  Polutan luar
            Sedangkan polutan yang berasal dari luar ruangan berasal dari asap pabrik, asap kendaraan bermotor, dan juga asap hasil bencana alam seperti gunung meletus dan semburan lumpur. Dalam asap-asap ini terdapat kandungan polutan CO2, SO2,dan “particulate matter”(PM) (1). Keberadaan partikel-partikel ini dipengaruhi oleh latar belakang wilayah, kepadatan lalu lintas, topografi jalan, jumlah jalur lalu lintas, keadaan bangunan, dan rasio antara tinngi bangunan dengan lebar jalan. Sulfur dioksida adalah partikel iritan yang dapat memunculkan gejala bronkitis seperti batuk berdahak maupun tidak, dan sesak nafas. Sedangkan PM yang terhirup manusia pada saluran napas akan terakumulasi sehingga menimbulkan masalah kesehatan (5).

c.       Paparan pestisida

            Menurut Dutta dan Deskmukh (2015) pestisida berbahaya bagi saluran napas karena dalam pestisida sebagian besar mengandung racun pembasmi yang akan menurunkan fungsi paru (2). Pestisida dalam saluran napas menyebabkan suatu efek sistemik pada paru manusia yang bukan merupakan efek lokal yang dengan cepat akan dirasakan oleh individu. Jika tidak dilakukan suatu tindakan dekontaminsi setelah terpapar pestisida akan menyebabkan penyebaran resiko kepada orang lain baik secara lansung maupun tidak langsung melalui individu yang terpapar maupun hasil kebun yang terkontaminasi. Meningkatkan intensitas dan durasi paparan akan meningkatkan resiko gejala bronkitis seperti iritasi laring, sakit kepala, iritasi paru, sesak napas, mengi, dan batuk (6)

d.      Hewan ternak


            Penempatan kandang hewan ternak didalam rumah membahayakan saluran napas karena hewan ternak merupakan sumber utama alergen yang dapat menginfeksi saluran napas.
e.       Tembakau
            Tembakau merupakan bahan dalam rokok yang apabila dihirup menghasilkan racun yang dapat menginfeksi bronkus (2). Lama kelamaan akan menyebabkan peradangan yang tiada henti bernama bronkitis.

B.       Pencegahan
        Dari beberapa faktor prevalensi bronkits dapat dilakukan upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat antara lain :
1.      Menghindari aktivitas fisik atau jasmani yang berlebihan karena aktivitas yang berlebihan akan meningkatkan penggunaan oksigen untuk sintesa ATP dan mengasilkan oksidan ROS yang berlebih (1).

2.      Melakukan pengaturan aktivitas (5).

3.      Meminimalisir paparan asap bahan bakar organik dengan membatasi penggunaan kayu bakar serta beralih ke peralatan yang tidak mengasilkan asap seperti LPG dan juga pengaturan ventilasi ruang yang cukup (4).


4.      Melakukan modifikasi faktor seperti perubahan kebiasaan konsumsi tembakau.


5.      Penempatan kandang ternak dan penempatan pupuk pestisida jauh dari area rumah.

6.      Juga melakukan promosi kesehatan pada masayarakat (6).
\
















Daftar Pustaka :
1.        Danusantoso H. Peran Radikal Bebas Terhadap Beberapa Penyakit Paru. J Kedokt eranTrisakti [Internet]. 2003;22:31–6. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22197577
2.        Dutta S, Deshmukh PR. Prevalence and determinants of self-reported chronic bronchitis among women in rural Central India. me d i c a l journa l armed c e s d i a [Internet]. 2015;71:48–52. Available from: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0377123714001786
3.        Ferre A, Fuhrman C, Zureik M, Chouaid C, Vergnene`gre A, Huchon G, et al. Chronic bronchitis in the general population: Influence of age, gender and socio-economic conditions. Respir Med [Internet]. 2012;106:467–71. Available from: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0954611110000119
4.        Salameh PR, Waked M, Baldi I, Brochard P, Abi B, Saleh. Chronic bronchitis and pesticide exposure: a case–control study in Lebanon. Eur J Epidemiol [Internet]. 2006;21:681–8. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21432110
5.        Bentayeb M, Helmer C, Raherison C, Dartigues JF, Tessier J-F, Annesi-Maesano I. Bronchitis-like symptoms and proximity air pollution in French elderly. Respir Med [Internet]. 2010;104:880–8. Available from: http://link.springer.com/article/10.1007/s10654-006-9058-1
6.        UZUN K, ÖZBAY B, CEYLAN E, GENCER M, ZEHIR I. me d i c a l journa l armed for c e s in d i a. Environ Health Prev Med [Internet]. 2003;8:13–7. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21432110



1 komentar:

 

Aullia Niken Wulandari Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea