A. Bronkitis
dan Faktor Prevalensi
Bronkitis adalah peradangan saluran napas bagian bawah
yaitu pada bagian bronkus. Dalam perkembangannya bronkitis dapat disebabkan
oleh faktor internal yang berasal dari dalam diri individu dan faktor eksternal
dari luar inividu. Faktor internal antara lain berasal dari oksidan endogen,
usia, jenis kelamin, Indeks Massa Tubuh di bawah normal, riwayat alergi, dan
riwayat penyakit TBC. Sedangkan faktor eksternal dapat berasal dari polusi
udara, pestisida, penempatan kandang ternak di dekat rumah, status ekonomi dan
tembakau. Berikut adalah pembahasan mengenai pengaruh faktor-faktor tersebut.
1. Faktor
internal
a. Oksidan
Endogen
Menurut Danusantoso faktor internal berasal dari spesies oksigen reaktif (ROS) seperti anion superoksid,
hidroksil, dan nitrogenoksida sintase yang merupakan sumber utama penghasil
oksidan endogen. Keberadaan oksidan ini dalam tubuh sebenarya bersifat dinamis
karena efek protektif dari antioksidan, namun dalam keadaan dominan oksidan
dapat bersifat sangat reaktif karena mengambil elektron dari sumber lain dalam
tubuh. Sumber utama oksidan ini berasal dari proses metabolisme aerob dan
fagositosis dikarenakan pada proses ini oksigen yang dip roses menghasilkan
hasil samping yaitu ROS itu sendiri. Zat oksidan ini akan menempel pada mukosa
trakea hingga bronkus akibatnya akan terjadi inflamasi yang memunculkan ROS
sekunder dan akhirnya akan menumpuk menjadi peradangan serius yang disebut
bronkitis (1).
b. Usia
Faktor yang selanjutya adalah
usia (2)(3). Menurut Ferre
et al tahun 2012 usia yang semakin bertambah akan menyebabkan perbedaan
tuntutan pekerjaan yang berbeda seperti banyaknya tingkat paparan polutan yang
akan menumpuk dan akan terakumulasi menjadi pemicu gejala bronkitis.
c. Jenis
kelamin
Menurut Ferre et al (2012) jenis kelamin individu akan
memengaruhi prevalensi gejala bronkitis dikarenakan wanita lebih sensitif
daripada pria dalam menyikapi adanya gejala bronkitis seperti wanita akan
mencari nasehat medis mengenai gejala bronkitis yang dialami dan melakukan
upaya bagaiman melakukan pencegahan bronkitis (3). Jadi dalam hai
ini wanita lebih perhatian mengenai apa yang terjadi dan apa yang akan terjadi
pada dirinya.
d. Indeks
Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh Yang rendah menyebabkan
akan meningkatkan resiko bronkitis karena individu hanya cukup untuk mempunyai
energi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi saja tidak termasuk untuk mekanisme
pencegahan infeksi. Riwayat alergi dan riwayat TBC memberikan resiko lebih
kepada keturunannya karena penurunan penyakit dapat melalui pola hidup (2).
e.
Riwayat penyakit pernafasan
Riwayat alergi dan riwayat TBC memberikan
resiko lebih kepada keturunannya karena penurunan penyakit dapat melalui pola
hidup (2). Biasanya dalam
satu keluarga mempunyai kebiasaan yang sama dalam hal pemenuhan kebutuhan
nutrisi atau makan dan kebutuhan akan keamanan.
2. Faktor
eksternal
a.
Status ekonomi
ü Pendapatan
Individu yang berpendapatan tinggi
mempunyai jenis pekerjaan yang kurang membutuhkan kerja fisik, namun pekerja
berat membutuhkan tuntutan fisik yang lebih besar sehingga meningkatkan ROS
dalam tubuh.
ü Jenis
pekerjaan
Jenis pekerjaan tertentu akan
mempunyai tingkat paparan polutan yang berbeda sehingga akan mengakibatkan
akumulasi polutan yang lebih lanjut menyebabkan munculnya gejala bronkitis.
ü Pendidikan
Individu yang berpendidikan tinggi akan mengetahui
tentang gejala bronkitis akan segera melakukan pemeriksaan jika terdapat
keabnormalan dalam saluran pernapasan dan akan menghindari hal-hal yang deketaui
dapat menyebabkan bronkitis.
b. Polusi
udara
Polusi udara baik polusi yang berasal dari dalam ruang
maupun luar ruang dapat memicu terjadinya gejala bronkitis.
ü Polusi
Ruang
Polusi ruang bisa berasal dari asap hasil pembakaran
kayu, kotoran hewan kering, dan sisa sayuran yang digunakan untuk memasak dalam
kehiupan sehari-hari oleh wanita di Negara berkembang. kayu bakar adalah bahan
bakar yang sering digunakan padahal dalam pembakarannya menghasilkan asap yang
memenuhi ruangan dan jika selama kurang lebih 20 tahun dalam setiap harinya
selalu terpapar asap ini akan menimbulkan resiko tinggi terkena bronkitis (4).
ü Polutan
luar
Sedangkan polutan yang berasal dari luar ruangan berasal
dari asap pabrik, asap kendaraan bermotor, dan juga asap hasil bencana alam
seperti gunung meletus dan semburan lumpur. Dalam asap-asap ini terdapat
kandungan polutan CO2, SO2,dan “particulate matter”(PM) (1). Keberadaan
partikel-partikel ini dipengaruhi oleh latar belakang wilayah, kepadatan lalu
lintas, topografi jalan, jumlah jalur lalu lintas, keadaan bangunan, dan rasio
antara tinngi bangunan dengan lebar jalan. Sulfur dioksida adalah partikel
iritan yang dapat memunculkan gejala bronkitis seperti batuk berdahak maupun
tidak, dan sesak nafas. Sedangkan PM yang terhirup manusia pada saluran napas
akan terakumulasi sehingga menimbulkan masalah kesehatan (5).
c. Paparan
pestisida
Menurut Dutta dan Deskmukh (2015) pestisida berbahaya
bagi saluran napas karena dalam pestisida sebagian besar mengandung racun
pembasmi yang akan menurunkan fungsi paru (2). Pestisida
dalam saluran napas menyebabkan suatu efek sistemik pada paru manusia yang
bukan merupakan efek lokal yang dengan cepat akan dirasakan oleh individu. Jika
tidak dilakukan suatu tindakan dekontaminsi setelah terpapar pestisida akan
menyebabkan penyebaran resiko kepada orang lain baik secara lansung maupun
tidak langsung melalui individu yang terpapar maupun hasil kebun yang
terkontaminasi. Meningkatkan intensitas dan durasi paparan akan meningkatkan
resiko gejala bronkitis seperti iritasi laring, sakit kepala, iritasi paru,
sesak napas, mengi, dan batuk (6)
d. Hewan
ternak
Penempatan kandang hewan ternak didalam rumah
membahayakan saluran napas karena hewan ternak merupakan sumber utama alergen yang
dapat menginfeksi saluran napas.
e. Tembakau
Tembakau merupakan bahan dalam rokok yang apabila dihirup
menghasilkan racun yang dapat menginfeksi bronkus (2). Lama kelamaan
akan menyebabkan peradangan yang tiada henti bernama bronkitis.
B. Pencegahan
Dari beberapa faktor prevalensi bronkits
dapat dilakukan upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat antara
lain :
1. Menghindari
aktivitas fisik atau jasmani yang berlebihan karena aktivitas yang berlebihan
akan meningkatkan penggunaan oksigen untuk sintesa ATP dan mengasilkan oksidan
ROS yang berlebih (1).
2. Melakukan
pengaturan aktivitas (5).
3. Meminimalisir
paparan asap bahan bakar organik dengan membatasi penggunaan kayu bakar serta
beralih ke peralatan yang tidak mengasilkan asap seperti LPG dan juga
pengaturan ventilasi ruang yang cukup (4).
4. Melakukan
modifikasi faktor seperti perubahan kebiasaan konsumsi tembakau.
5. Penempatan
kandang ternak dan penempatan pupuk pestisida jauh dari area rumah.
6. Juga
melakukan promosi kesehatan pada masayarakat (6).
\
Daftar
Pustaka :
1. Danusantoso
H. Peran Radikal Bebas Terhadap Beberapa Penyakit Paru. J Kedokt eranTrisakti
[Internet]. 2003;22:31–6. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22197577
2. Dutta
S, Deshmukh PR. Prevalence and determinants of self-reported chronic bronchitis
among women in rural Central India. me d i c a l journa l armed c e s d i a
[Internet]. 2015;71:48–52. Available from: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0377123714001786
3. Ferre
A, Fuhrman C, Zureik M, Chouaid C, Vergnene`gre A, Huchon G, et al. Chronic
bronchitis in the general population: Influence of age, gender and
socio-economic conditions. Respir Med [Internet]. 2012;106:467–71. Available
from: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0954611110000119
4. Salameh
PR, Waked M, Baldi I, Brochard P, Abi B, Saleh. Chronic bronchitis and
pesticide exposure: a case–control study in Lebanon. Eur J Epidemiol
[Internet]. 2006;21:681–8. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21432110
5. Bentayeb
M, Helmer C, Raherison C, Dartigues JF, Tessier J-F, Annesi-Maesano I.
Bronchitis-like symptoms and proximity air pollution in French elderly. Respir
Med [Internet]. 2010;104:880–8. Available from:
http://link.springer.com/article/10.1007/s10654-006-9058-1
6. UZUN K,
ÖZBAY B, CEYLAN E, GENCER M, ZEHIR I. me d i c a l journa l armed for c e s in
d i a. Environ Health Prev Med [Internet]. 2003;8:13–7. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21432110
semoga beranfaat yaaa...
BalasHapus